Bismillaahirrohmanirrrohim
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, yang telah menciptakan, memiliki dan mengatur dunia seisinya. Sholawat serta Salam semoga tetap abadi tercurah keharibaan Nabi pilihan Nabi Muhammad SAW ,keluarga, shohabat dan pengikutnya.....Amien.
Kita biasa mendengar kata kata Sabar, yah... Sabar dalam Islam di bagi menjadi tiga bagian : Sabar menjauhi maksiat, sabar menjalankan perintah Allah dan terakhir sabar menerima cobaan / ujian dari Allah .
Nah yang anda kunjungi sekarang sekedar tulisan saya mengenai sabar menghadapi ujian / cobaan hidup yang kian hari kita rasakan semakin menghimpit, hingga banyak sekali mereka mereka yang kurang bisa bersabar akhirnya mengambil jalan pintas. Tulisan ini masih jauh dari sempurna namun mudah mudahan bermanfaat bagi yang kebetulan sedang dilanda ujian / cobaan dari Allah , semoga kita semua bisa bersabar.
Ketahuilah bahwa hidup adalah merupakan perpindahan dari satu cobaan ke cobaan yang lain. Cobaan atau ujian tidak selalu identik dengan kesusahan, sakit, bangkrut, kemelaratan dll yang tidak menyenangkan hati, tapi cobaan bisa juga berupa kemudahan, kesuksesan, harta berlimpah, jabatan yang tinggi.
Cobaan / Ujian bisa menjadi Musibah atau Nikmat tergantung cara kita menyikapi (menerima) kesusahan atau kemudahan itu. Hakikat musibah / bencana adalah segala sesuatu (baik kesusahan maupun kemudahan) yang bisa menjauhkan kita dari Allah SWT , sedang hakikat Nikmat adalah segala sesuatu (baik kesusahan maupun kemudahan) yang bisa mendekatkan kita kepada Allah SWT.
Kalau diuji oleh Allah SWT dengan kesusahan kita menjadi semakin jauh dari Allah (menyikapi dengan minder, frustasi, atau berburuk sangka kepadaNya), maka kita gagal menghadapi ujian itu, sehingga menjadi Musibah , Seperti kata orang'' sudah jatuh tertimpa tangga''.
Sebaliknya jika di uji dengan kesusahan, kita semakin mendekat kepada Allah (menyikapi dengan tetap Khusnudlon kepadaNya, introspeksi diri, Taubat, memperbaiki diri), maka kita sukses menghadapi ujian itu, sehingga menjadi Nikmat dan Anugerah.
Begitu juga , jika di uji dengan kemudahan ,kesuksesan, harta melimpah, jabatan yg tinggi menjadikan kita semakin jauh dari Allah (menjadi ujub / membanggakan diri, sombong, takabbur, pelit), maka kita gagal menghadapi ujian / cobaan itu dan kesuksesan yang kita terima Hakikatnya adalah Musibah / atau bencana bagi kita.
Akan tetapi jika di uji dengan semua kemudahan kita semakin (bersyukur, tawaddhu' ,suka menolong orang lain), maka kita sukses menghadapi ujian itu, sehingga segala yang telah kita terima menjadi Nikmat dan Anugerah.
SABAR DALAM SETIAP MASALAH YANG KITA HADAPI
Semoga kita semua di karuniai nikmatnya bersabar, karena kesabaran mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan. Kedudukan seseorang di sisi Allah, kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya bisa di tempuh dengan kesabaran sebagaimana tertulis di dalam Kitab SuciNya : " Sesungguhnya Allah bersama orang orang yang sabar".
Jadikanlah Sabar dan Sholat sebagai kunci pembuka pertolongan Allah. Adalah suatu kesalahan besar jika kita mengatakan "Sabar itu ada batasnya" ,berarti kita membatasi pahala. Mengatakan Sabar ada batasnya , menandakan kita kurang sabar dalam bersabar. Sabar akan membuahkan hasil yang gemilang walau awalnya mungkin pahit dan getir. Sabar akan menghasilkan sesuatu yang mempesona yang tiada terputus. Oleh karena itu jika kita ingin menikmati hidup, kita harus menikmati setiap kejadian yang menimpa kita. Karena orang orang yang beriman tidak akan pernah merugi. Di beri Nikmat dia bersyukur, di beri Musibah dia bersabar. Syukur berarti kebaikan bagi dirinya, sabar juga kebaikan bagi dirinya. Maka tidak ada yang perlu kita takutkan dalam hidup ini, kecuali kita tidak punya rasa syukur dan tidak bisa bersabar.
Sabar bagi kita bukan berarti pasrah dan menyerah pada nasib, sabar adalah kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh kepada ketetapan Allah (ketetapan hati dalam menerima ketentuan Allah , karena apapun yang menimpa kita adalah ketentuanNya). (Jadi kesabaran itu adalah sebuah proses aktif , kolaborasi antara Ridlo (rela menerima Takdir Allah) dan Ikhtiar (mencari solusi). Kesabaran bukan proses diam dan pasif, melainkan proses aktif, yaitu akal aktif, tubuh aktif dan iman yang aktif. Justru dari Musibah yang di sikapi dengan kesabaran akan turun rahmat dan petunjuk dari Allah .
Di timpa musibah kebangkrutan, banyak hutang, di hina orang, di tinggal istri / suami / anak, dilawan anak buah, dibenci keluarga, di tekan atasan, sakit yang tak kunjung sembuh dll . Semua orang pernah mengalaminya, paling tidak beberapa jenis dari peristiwa itu, meskipun sekali dua kali, tetapi bahkan orang yang tidak pernah kena masalah dan cobaan mungkin saja dia tidak di sukai oleh Allah SWT, Seperti konon kata riwayat, Fir'aun raja Mesir kuno tidak pernah sakit seumur hidupnya, bahkan kesandung batu saja dia tidak pernah sampai sampai akhirnya Fira'un mengaku sebagai Tuhan karena tidak pernah sakit , entah benar atau salah cerita itu yang jelas andai itu benar kita semua tahu bagaimana sepak terjang Fir'aun dan bagaimana pula akhir kehidupannya.
Hal itu bertolak belakang dengan riwayat para Nabi dan para ''Kekasih Allah'' yang sarat dengan penderitaan dan penindasan bahkan sampai pembunuhan, seperti kisah Nabi Ayyub yang sekujur tubuhnya dilanda penyakit, Nabi Zakariya dan Nabi Yahya, Nabi Jarjis yang di bunuh oleh kaumnya, bahkan kisah Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan liku liku perjuangan dan penderitaan juga kisah para Ulama dan orang orang besar lainnya.
Masalah dan cobaan adalah bagian dari penggugur dosa. Dalam mutiara hadits di sebutkan : " Tidaklah seseorang merasakan sakit di hina atau tertusuk duri kecuali Allah menggugurkan dosanya, bagai gugurnya dedaunan" ( aw kamaa qoola).
Jadi terkena masalah dan cobaan itu proses pengurangan /pengguguran dosa. Logikanya semakin besar masalah yang di hadapi semakin besar pula pahala yang di terima jika bisa bersabar dan semakin besar pula dosa dosa yang tergugurkan.
BAGAIMANA SABAR MENGHADAPI MASALAH DAN COBAAN ?
I. Sabar yang pertama , kalau kita suatu saat diuji dengan masalah , kita harus sadar bahwa kesabaran yang pertama yang harus di miliki adalah Khusnudhon (berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah.
Berbaik sangka kepadaNya karena tubuh kita adalah milik Allah , bukan milik kita. Kalau Allah mau menimpakan masalah pada kita , sehebat apapun diri kita tetap terkena. Allah berkuasa mutlak pada diri kita dan Allah dengan mudahnya berbuat (berkehendak) apa saja. " Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya".
Yang menciptakan semua syaraf kita adalah Allah, dan Allah Tahu rasa sakit (penderitaan) mengalami semua masalah itu, justru Dia yang menciptakan rasa sakit mengalami masalah beserta semua penderitaan yang mungkin dialami manusia.
apa yang telah menimpa kita masih belum apa apa karena Allah bisa saja menambahi penderitaan kita , masih banyak jenis penderitaan yang ada dalam perbendaharaan kekuasaanNya kalau kita nggak mau bersabar , apa kita nggak takut kalau Dia murka lalu menambahi atau tidak berkenan menghilangkan penderitaan itu, kita bisa apa ?.
II. Sabar yang kedua adalah sabar untuk tidak mengeluh, Sebenarnya menceritakan penderitaan kita kepada orang lain adalah mencerminkan upaya kita daam menyelesaikan masalah .
Tetapi kita perlu menceritakan sesuatu seperti kenyataanya, tanpa menambah nambahi, agar kita terhindar dari sikap mengeluh. Jangan keluh kesah apalagi sampai mendramatisir lebih lebih memprotes perbuatan Allah yang Maha Adil. Segala penderitaan tidak akan berakhir kalau hanya di ratapi. Sesuatu masalah tidak akan membuat seseorang jadi hina kalau disikapi dengan akhlak mulia.
III. Sabar yang ketiga adalah sabar menafakuri hikmah tiap masalah dan cobaan. Tidak ada satupun perbuatan Allah yang sia sia, semua berjalan persis seperti kehendakNya. Setiap masalah itu ada hikmahnya, maka evaluasi dan renungkanlah, mungkin kita terlalu sibuk, melupakan keluarga, orang lain, melupakan Allah sehingga kita di ingatkan dengan di beri suatu masalah atau cobaan.
Seharusnya kita evaluasi diri, introspeksi apa yang telah kita lakukan, Apa ketika kita jaya, kita masih ingat pada mereka yang dhu'afa ? Apakah selama ini kita mengingat Tuhan ? apa kita lalai berderma ? kalau sejak kecil kita menderita, apakah usaha kita sudah maksimal ?. Kalau sudah ketemu jawabannya, lalu kita akan berjuang dengan Ikhtiar untuk sukses atau sembuh dari sakit.
IV. Sabar yang keempat adalah bersabar ketika ikhtiar. Ingatlah bahwa yang membuat kita sukses dan menyembuhkan dari sakit, atau mendapatkan apa yang kita inginkan dan terhindar dari masalah itu hanya Allah semata. Karena Dia yang Maha Tahu masalah atau penyakit kita . "Tiada musibah atau apapun jua yang menimpa kecuali atas kehendaknya " .
Ketika kita sudah berusaha cari solusi atau berobat kesana sini tapi tidak juga selesai masalah kita atau sembuh dari sakit, tidak akan rugi sebab akan menjadi amal. Barang siapa ridho kepada ketentuan Allah, maka Allah akan meridhoi, hidup terus, maju, ikhtiar terus, terus dan terus, jangan takut dan menyerah, Tuhan akan meridhoi.
Usaha dan jerih payah, serta pengorbanan kita adalah amal dan pahala yang tidak akan pernah di lupakan Allah , sampai kapanpun , maka jangan mengeluh dalam berikhtiar. Dokter, guru, teman, keluarga, spiritualis , hanyalah membantu saja sebagai sarana mencapai sesuatu, Asal mula segala sesuatu tetap dari Yang Maha Kuasa.
V. Sabar yang kelima, sabar untuk berniat sukses, bebas dan jaya serta sembuh dari sakit dan punya niat untuk beribadah . Milikilah tekad yang kuat untuk mengisi kesuksesan , kejayaan, kebebasan, kesehatan, keperkasaan yang Allah karuniakan dengan meningkatkan ibadah. Jangan sampai kita tidak punya rencana tentang bagaimana menggunakan semua yang telah / akan Allah berikan.
Tidak sedikit orang terangkat derajatnya karena dulunya mendapat masalah, tertimpa, kemalangan yang teramat sangat, sakit atau cacat, bahkan ada orang yang cemerlang justru karena telah banyak sekali kegagalan yang di alaminya, karena seburuk buruk masalah, penyakit, penderitaan yang diberikan kepada kita, sebenarnya telah di ukur oleh Allah bahwa kita mampu menerimanya. Tuhan tidak akan memberikan sesuatu diluar kemampuan kita.
Oleh karena itu, waspadalah jangan sampai kesuksesan, kejayaan, kebebasan, kesehatan, keperkasaan, yang kita terima mengecoh kita untuk takabur, sombong, menghina orang lain, maksiat, itu jauh lebih berbahaya di banding tetap menderita atau kena masalah atau sakit tapi membuat kita dekat dengan Allah.
Tidak ada musibah yang lebih buruk daripada jauh dari Allah, karena tidak bisa bersyukur atau tidak punya kesabaran. Bahkan Allah sendiri menyatakan dalam Hadis Qudsi yang artinya : " Barang siapa yang tidak bersabar atas cobaanKu, tidak mensyukuri nikmatKu, dan tidak rela atas ketentuanKu, maka carilah Tuhan selain Aku ".
Semoga Ikhtiar kita senantiasa di ridloi oleh Allah SWT untuk selamanya, Amien.
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, yang telah menciptakan, memiliki dan mengatur dunia seisinya. Sholawat serta Salam semoga tetap abadi tercurah keharibaan Nabi pilihan Nabi Muhammad SAW ,keluarga, shohabat dan pengikutnya.....Amien.
Kita biasa mendengar kata kata Sabar, yah... Sabar dalam Islam di bagi menjadi tiga bagian : Sabar menjauhi maksiat, sabar menjalankan perintah Allah dan terakhir sabar menerima cobaan / ujian dari Allah .
Nah yang anda kunjungi sekarang sekedar tulisan saya mengenai sabar menghadapi ujian / cobaan hidup yang kian hari kita rasakan semakin menghimpit, hingga banyak sekali mereka mereka yang kurang bisa bersabar akhirnya mengambil jalan pintas. Tulisan ini masih jauh dari sempurna namun mudah mudahan bermanfaat bagi yang kebetulan sedang dilanda ujian / cobaan dari Allah , semoga kita semua bisa bersabar.
Ketahuilah bahwa hidup adalah merupakan perpindahan dari satu cobaan ke cobaan yang lain. Cobaan atau ujian tidak selalu identik dengan kesusahan, sakit, bangkrut, kemelaratan dll yang tidak menyenangkan hati, tapi cobaan bisa juga berupa kemudahan, kesuksesan, harta berlimpah, jabatan yang tinggi.
Cobaan / Ujian bisa menjadi Musibah atau Nikmat tergantung cara kita menyikapi (menerima) kesusahan atau kemudahan itu. Hakikat musibah / bencana adalah segala sesuatu (baik kesusahan maupun kemudahan) yang bisa menjauhkan kita dari Allah SWT , sedang hakikat Nikmat adalah segala sesuatu (baik kesusahan maupun kemudahan) yang bisa mendekatkan kita kepada Allah SWT.
Kalau diuji oleh Allah SWT dengan kesusahan kita menjadi semakin jauh dari Allah (menyikapi dengan minder, frustasi, atau berburuk sangka kepadaNya), maka kita gagal menghadapi ujian itu, sehingga menjadi Musibah , Seperti kata orang'' sudah jatuh tertimpa tangga''.
Sebaliknya jika di uji dengan kesusahan, kita semakin mendekat kepada Allah (menyikapi dengan tetap Khusnudlon kepadaNya, introspeksi diri, Taubat, memperbaiki diri), maka kita sukses menghadapi ujian itu, sehingga menjadi Nikmat dan Anugerah.
Begitu juga , jika di uji dengan kemudahan ,kesuksesan, harta melimpah, jabatan yg tinggi menjadikan kita semakin jauh dari Allah (menjadi ujub / membanggakan diri, sombong, takabbur, pelit), maka kita gagal menghadapi ujian / cobaan itu dan kesuksesan yang kita terima Hakikatnya adalah Musibah / atau bencana bagi kita.
Akan tetapi jika di uji dengan semua kemudahan kita semakin (bersyukur, tawaddhu' ,suka menolong orang lain), maka kita sukses menghadapi ujian itu, sehingga segala yang telah kita terima menjadi Nikmat dan Anugerah.
SABAR DALAM SETIAP MASALAH YANG KITA HADAPI
Semoga kita semua di karuniai nikmatnya bersabar, karena kesabaran mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan. Kedudukan seseorang di sisi Allah, kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya bisa di tempuh dengan kesabaran sebagaimana tertulis di dalam Kitab SuciNya : " Sesungguhnya Allah bersama orang orang yang sabar".
Jadikanlah Sabar dan Sholat sebagai kunci pembuka pertolongan Allah. Adalah suatu kesalahan besar jika kita mengatakan "Sabar itu ada batasnya" ,berarti kita membatasi pahala. Mengatakan Sabar ada batasnya , menandakan kita kurang sabar dalam bersabar. Sabar akan membuahkan hasil yang gemilang walau awalnya mungkin pahit dan getir. Sabar akan menghasilkan sesuatu yang mempesona yang tiada terputus. Oleh karena itu jika kita ingin menikmati hidup, kita harus menikmati setiap kejadian yang menimpa kita. Karena orang orang yang beriman tidak akan pernah merugi. Di beri Nikmat dia bersyukur, di beri Musibah dia bersabar. Syukur berarti kebaikan bagi dirinya, sabar juga kebaikan bagi dirinya. Maka tidak ada yang perlu kita takutkan dalam hidup ini, kecuali kita tidak punya rasa syukur dan tidak bisa bersabar.
Sabar bagi kita bukan berarti pasrah dan menyerah pada nasib, sabar adalah kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh kepada ketetapan Allah (ketetapan hati dalam menerima ketentuan Allah , karena apapun yang menimpa kita adalah ketentuanNya). (Jadi kesabaran itu adalah sebuah proses aktif , kolaborasi antara Ridlo (rela menerima Takdir Allah) dan Ikhtiar (mencari solusi). Kesabaran bukan proses diam dan pasif, melainkan proses aktif, yaitu akal aktif, tubuh aktif dan iman yang aktif. Justru dari Musibah yang di sikapi dengan kesabaran akan turun rahmat dan petunjuk dari Allah .
Di timpa musibah kebangkrutan, banyak hutang, di hina orang, di tinggal istri / suami / anak, dilawan anak buah, dibenci keluarga, di tekan atasan, sakit yang tak kunjung sembuh dll . Semua orang pernah mengalaminya, paling tidak beberapa jenis dari peristiwa itu, meskipun sekali dua kali, tetapi bahkan orang yang tidak pernah kena masalah dan cobaan mungkin saja dia tidak di sukai oleh Allah SWT, Seperti konon kata riwayat, Fir'aun raja Mesir kuno tidak pernah sakit seumur hidupnya, bahkan kesandung batu saja dia tidak pernah sampai sampai akhirnya Fira'un mengaku sebagai Tuhan karena tidak pernah sakit , entah benar atau salah cerita itu yang jelas andai itu benar kita semua tahu bagaimana sepak terjang Fir'aun dan bagaimana pula akhir kehidupannya.
Hal itu bertolak belakang dengan riwayat para Nabi dan para ''Kekasih Allah'' yang sarat dengan penderitaan dan penindasan bahkan sampai pembunuhan, seperti kisah Nabi Ayyub yang sekujur tubuhnya dilanda penyakit, Nabi Zakariya dan Nabi Yahya, Nabi Jarjis yang di bunuh oleh kaumnya, bahkan kisah Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan liku liku perjuangan dan penderitaan juga kisah para Ulama dan orang orang besar lainnya.
Masalah dan cobaan adalah bagian dari penggugur dosa. Dalam mutiara hadits di sebutkan : " Tidaklah seseorang merasakan sakit di hina atau tertusuk duri kecuali Allah menggugurkan dosanya, bagai gugurnya dedaunan" ( aw kamaa qoola).
Jadi terkena masalah dan cobaan itu proses pengurangan /pengguguran dosa. Logikanya semakin besar masalah yang di hadapi semakin besar pula pahala yang di terima jika bisa bersabar dan semakin besar pula dosa dosa yang tergugurkan.
BAGAIMANA SABAR MENGHADAPI MASALAH DAN COBAAN ?
I. Sabar yang pertama , kalau kita suatu saat diuji dengan masalah , kita harus sadar bahwa kesabaran yang pertama yang harus di miliki adalah Khusnudhon (berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah.
Berbaik sangka kepadaNya karena tubuh kita adalah milik Allah , bukan milik kita. Kalau Allah mau menimpakan masalah pada kita , sehebat apapun diri kita tetap terkena. Allah berkuasa mutlak pada diri kita dan Allah dengan mudahnya berbuat (berkehendak) apa saja. " Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya".
Yang menciptakan semua syaraf kita adalah Allah, dan Allah Tahu rasa sakit (penderitaan) mengalami semua masalah itu, justru Dia yang menciptakan rasa sakit mengalami masalah beserta semua penderitaan yang mungkin dialami manusia.
apa yang telah menimpa kita masih belum apa apa karena Allah bisa saja menambahi penderitaan kita , masih banyak jenis penderitaan yang ada dalam perbendaharaan kekuasaanNya kalau kita nggak mau bersabar , apa kita nggak takut kalau Dia murka lalu menambahi atau tidak berkenan menghilangkan penderitaan itu, kita bisa apa ?.
II. Sabar yang kedua adalah sabar untuk tidak mengeluh, Sebenarnya menceritakan penderitaan kita kepada orang lain adalah mencerminkan upaya kita daam menyelesaikan masalah .
Tetapi kita perlu menceritakan sesuatu seperti kenyataanya, tanpa menambah nambahi, agar kita terhindar dari sikap mengeluh. Jangan keluh kesah apalagi sampai mendramatisir lebih lebih memprotes perbuatan Allah yang Maha Adil. Segala penderitaan tidak akan berakhir kalau hanya di ratapi. Sesuatu masalah tidak akan membuat seseorang jadi hina kalau disikapi dengan akhlak mulia.
III. Sabar yang ketiga adalah sabar menafakuri hikmah tiap masalah dan cobaan. Tidak ada satupun perbuatan Allah yang sia sia, semua berjalan persis seperti kehendakNya. Setiap masalah itu ada hikmahnya, maka evaluasi dan renungkanlah, mungkin kita terlalu sibuk, melupakan keluarga, orang lain, melupakan Allah sehingga kita di ingatkan dengan di beri suatu masalah atau cobaan.
Seharusnya kita evaluasi diri, introspeksi apa yang telah kita lakukan, Apa ketika kita jaya, kita masih ingat pada mereka yang dhu'afa ? Apakah selama ini kita mengingat Tuhan ? apa kita lalai berderma ? kalau sejak kecil kita menderita, apakah usaha kita sudah maksimal ?. Kalau sudah ketemu jawabannya, lalu kita akan berjuang dengan Ikhtiar untuk sukses atau sembuh dari sakit.
IV. Sabar yang keempat adalah bersabar ketika ikhtiar. Ingatlah bahwa yang membuat kita sukses dan menyembuhkan dari sakit, atau mendapatkan apa yang kita inginkan dan terhindar dari masalah itu hanya Allah semata. Karena Dia yang Maha Tahu masalah atau penyakit kita . "Tiada musibah atau apapun jua yang menimpa kecuali atas kehendaknya " .
Ketika kita sudah berusaha cari solusi atau berobat kesana sini tapi tidak juga selesai masalah kita atau sembuh dari sakit, tidak akan rugi sebab akan menjadi amal. Barang siapa ridho kepada ketentuan Allah, maka Allah akan meridhoi, hidup terus, maju, ikhtiar terus, terus dan terus, jangan takut dan menyerah, Tuhan akan meridhoi.
Usaha dan jerih payah, serta pengorbanan kita adalah amal dan pahala yang tidak akan pernah di lupakan Allah , sampai kapanpun , maka jangan mengeluh dalam berikhtiar. Dokter, guru, teman, keluarga, spiritualis , hanyalah membantu saja sebagai sarana mencapai sesuatu, Asal mula segala sesuatu tetap dari Yang Maha Kuasa.
V. Sabar yang kelima, sabar untuk berniat sukses, bebas dan jaya serta sembuh dari sakit dan punya niat untuk beribadah . Milikilah tekad yang kuat untuk mengisi kesuksesan , kejayaan, kebebasan, kesehatan, keperkasaan yang Allah karuniakan dengan meningkatkan ibadah. Jangan sampai kita tidak punya rencana tentang bagaimana menggunakan semua yang telah / akan Allah berikan.
Tidak sedikit orang terangkat derajatnya karena dulunya mendapat masalah, tertimpa, kemalangan yang teramat sangat, sakit atau cacat, bahkan ada orang yang cemerlang justru karena telah banyak sekali kegagalan yang di alaminya, karena seburuk buruk masalah, penyakit, penderitaan yang diberikan kepada kita, sebenarnya telah di ukur oleh Allah bahwa kita mampu menerimanya. Tuhan tidak akan memberikan sesuatu diluar kemampuan kita.
Oleh karena itu, waspadalah jangan sampai kesuksesan, kejayaan, kebebasan, kesehatan, keperkasaan, yang kita terima mengecoh kita untuk takabur, sombong, menghina orang lain, maksiat, itu jauh lebih berbahaya di banding tetap menderita atau kena masalah atau sakit tapi membuat kita dekat dengan Allah.
Tidak ada musibah yang lebih buruk daripada jauh dari Allah, karena tidak bisa bersyukur atau tidak punya kesabaran. Bahkan Allah sendiri menyatakan dalam Hadis Qudsi yang artinya : " Barang siapa yang tidak bersabar atas cobaanKu, tidak mensyukuri nikmatKu, dan tidak rela atas ketentuanKu, maka carilah Tuhan selain Aku ".
Semoga Ikhtiar kita senantiasa di ridloi oleh Allah SWT untuk selamanya, Amien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar